Bukan hal mudah bagi seorang Bunda single parent mendidik dan mengurus tiga anak laki-laki di zaman seperti sekarang ini. Bangun antara sekira jam 02.00 sholat malam, tilawah, mengusahakan urusan dapur dan cucian selesai sebelum adzan shubuh, agar setelahnya bisa fokus mengurus anak berangkat sekolah adalah serentetan awal aktivitas yang rutin beliau kerjakan. Azzam, si bungsu yang selalu menemani Bunda pun tak lepas dari kebiasaan qiyamul lail dan tilawah seperti sang Bunda.
Pagi hari saat hendak sarapan, 29 Desember 2012, tiba-tiba Abi (panggilan Ayah-red.) seorang dosen IPB yang juga menjadi pengurus Masjid Al Hurriyah IPB terkena serangan jantung. Bunda dan ketiga buah hatinya terus mentalqin Abi. Anak-anak tegar sambil terus melafalkan juz 30 yang mereka hafal tiada henti, sampai akhirnya Abi benar-benar tiada, tidak ada air mata saat itu bukan karena saya tidak sedih. “tapi karena saya harus tegar mengurus ketiga anak saya, saya tidak boleh lemah dan rapuh” kenang sang Bunda. Saat itu Fauzan kelas IX, Izzudin kelas V SD dan Azzam berusia 7,5 tahun. Ada hal yang membuatnya terharu pada waktu itu karena perjuangan Izzuddin untuk tetap maju menjadi duta sekolahnya pada perlombaan LCC PAI tingkat Kota Bogor. Malam setelah Abi dimakamkan, Azzam tetap belajar dan tak sampai tiga hari 1000an soal PAI dia hafal sampai akhirnya ia maju ke tingkat Provinsi.
Kesabaran keluarga ini pun teruji kembali. Selang dua minggu setelah Abi pergi, rumah kemalingan, uang ludes, dua buah HP dan laptop hilang, maling masuk melalui jendela yang dicongkel. Kejadian sekitar jam 03.30 pagi. Gemetar, takut dan khawatir perampok kembali lagi, Bunda bergegas mengambil wudhu lalu sholat mohon kekuatan dan perlindungan Allah SWT. Usai sholat, ia bangunkan anak-anak dan diceritakannya kejadian ini sambil menguatkan mereka, ”Percayalah Nak, ini takdir yang Allah pilihkan untuk kita. Mungkin harta kita hilang sebagai pembersih khilaf, siapa tahu ada hak orang lain yang masih ada dalam harta kita.” Yang mengiris hatinya pada waktu itu adalah ketika anak-anak siap untuk berangkat sekolah, tiba-tiba si sulung Fauzan lirih berkata, ”Ibu..semua uang sudah dibawa sama perampok, apakah aku dan adik-adik masih bisa bersekolah? Sementara untuk naik angkot hari ini saja kita sudah tidak punya uang…” tiba-tiba Azzam kecil berkata, “ Aku punya uang kok, dikasih tamu yang takziyah ada 400.000 yang Azzam selip-selipin” Bunda pun memeluk Azzam seraya bersyukur, Allah Maha Indah dengan caraNya kami semakin yakin bahwa kami tidak ditinggalkanNya.
Bunda lulusan IKIP Malang ini menjadikan dapur dan halaman rumah sebagai laboratorium untuk belajar anak-anaknya. Saat memasak, saya ajarkan anak-anak nama-nama sayuran dan bumbu dapur, saat di halaman rumah saya kenalkan nama binatang, saat membakar sampah ada pelajaran fisika kimia, mengapa kawat bisa berkarat, saat menyembelih ayam, saat musim ulat bulu di halamanpun bisa diajarkan kepada anak-anak, ,semuanya dijadikannya sarana pembelajaran dengan tak lupa selalu mengingatkan mereka tentang Allah, Sang Pencipta.
Dalam membangun komunikasi dengan anak-anak, Bunda membiasakan anak-anak memasang target sendiri. Mereka mau dapat nilai berapa untuk setiap mata pelajaran, dan jika mereka mencapai target maka hadiah untuk mereka sudah disiapkannya. Pembiasaan berwudhu sebelum berangkat sekolah selalu beliau ajarkan kepada anak-anak agar mereka senantiasa dalam lindungan Allah SWT.
Sikap beliau dalam mengawasi penggunaan HP pada anak-anak pada prinsipnya adalah mengokohkan akidah mereka. Buat anak lebih takut kepada Allah daripada kepada orangtuanya. Allah bisa mengawasi mereka dalam 24 jam, orangtua tidak bisa dan kuatkan kedekatan kita kepadaNya, senantiasa berdoa agar Allah menjaga mereka dari hal-hal yang tidak pantas mereka lihat dan tonton dalam penggunaan Hp tersebut.
Terkait maraknya hal-hal negatif yang mengancam anak-anak kita saat ini, ada satu pesan yang beliau dapat dari gurunya, “Anak itu memiliki hati. Hatinya milik Allah. Jika sebagai orangtua begitu sulit bicara dan didengar oleh anak-anaknya,koreksi diri bagaimana hubungan kita dengan Sang Pemilik Hati” Wallahu’alam. (Dian)
BIODATA
Nama : Azizah, S.Pd
Nama Panggilan : Bunda Azzam
TTL : Probolinggo, Agustus 1973
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suami : DR. Arif Hartoyo (Alm.)
Alamat : Bogor – Jawa Barat
Motto Hidup : “Rabbanaa… tolonglah aku untuk selalu menyadari bahwasanya takdir-Mu tak pernah salah, berikan keyakinan kepadaku bahwa aku sanggup melaluinya bersama-Mu…”
Jumlah Anak : 3 orang
1. M. Fauzan Azhim, 1998 (Kelas XII MA Husnul Khotimah Kuningan, Jawa Barat)
Prestasi :
– Finalis Bidang Studi Geografi Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SMA/MA, Palembang 2016
– Juara I Bidang Studi Geografi Kompetisi Sains Madrasah(KSM) tingkat MA Provinsi Jawa Barat, Bandung 2016
– Juara 3 Lomba Meteorologi Interaktif, Pesta Sains Nasional IPB, Bogor 2015
– Medali Emas Bid. Studi Geografi KSM tingkat Madrasah Aliyah (MA) Nasional di Pontianak 2016
2. M. Izzuddin, 2002 (Kelas IX MTs Husnul Khotimah Kuningan, Jawa Barat)
Prestasi :
– Medali Perunggu Bidang Studi IPA Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SMP/MTs, Palembang 2016
– Juara I KSM (Kompetisi Sains Madrasah) Bidang Fisika tingkat MTs Provinsi Jawa Barat, Bandung 2016
– Peserta Olimpiade Biologi Nasional tingkat SMP dengan predikat Honourable Mention of Practice, UPI Bandung 2016
– Medali Emas Bid. Studi Fisika KSM tingkat MTs Nasional di Pontianak 2016
3. M. Azzam Alauddin, 2005 (Kelas 6 SDIT Aliya Bogor)
Prestasi :
– Sertifikat Kategori Terbaik 1 Munaqosah Al Qur’an Metode Ummi ke-2 SDIT Aliya Bogor, 2016
– Juara II Siswa Berprestasi se-Kecamatan Bogor Barat, 2016
– Juara III Lomba Olimpiade Cerdas Al Quran tingkat SD se-Bogor Raya, 2015
– Certificate of Appreciation Grade 4th as Silver Prize International Mathematics Contest Singapore, 2015
– Certificate of Excellence Grade 4th Distinction International Mathematics Contest Singapore, 2015
– Certificate of Credit Australia Mathematics Competition (AMC), 2015
– Peserta Olimpiade Matematika (OPTIKA) Nasional ke-15 tingkat SD, 2015
Sumber: Majalah Husnul Khotimah